Saya pernah menuliskan tentang Kuruyu di Jalan Johar
dalam blog tukangjalanjajan. Namun sayang mereka tidak mampu bertahan dan harus
tutup karena pesatnya persaingan tempat makan yang tumbuk pesat bak cendawan
dimusim hujan, padahal menurut saya, skewer dan nasi liwetnya punya karakter
rasa yang cukup apik. Boleh jadi orang Pontianak punya pendapat lain dengan
lidah saya. Dulu saya sempat suka dengan tumisan bengkuang yang dibungkus kulit
pangsit kemudian digoreng kering dengan cocolan sambal yang asam manis. Sungguh
makanan pembuka yang mampu membuka pintu rasa dilidah.
Kali ini mereka bertransformasi dengan membuka kembali
kedai makan bernama Ayam Cabe Rawit. Lokasinya pun terletak sangat jauh dari
lokasi semula. Berada di jalan Suwignyo No 15D. Menunya ada menu lama di tambah
beberapa menu baru. Saya sendiri tertarik dengan menu Mango sticky rice yang
coba mereka sajikan. Ah, saya terlalu kangen makanan Thailand ini sehingga
memutuskan untuk menikmati makanan ini. Cukup aneh saat saya datang hanya untuk
menikmati makanan penutup.Dengan lokasi parkir yang cukup luas serta tergandeng
dengan bakery shop bernama love bakery.
Dibuka dengan 1 porsi lumpia ayam dan di menu tertulis
martabak ayam, dengan makanan utama berupa paket Nasi Liwet dengan ayam goreng dengan
lumuran cabe dan mango sticky rice sesuai keninginan dari awal serta tambahan
puding tahu. Ruko berlantai 2 ini disulap jadi tempat makan yang lebih nyaman
untuk pengunjung, lebih lega dan tidak sikut-sikutan karena sempit. Saya
memilih lantai dua yang lebih nyaman. Walaupun tidak ber AC namun kipas angin
terpasang dibeberapa sudut sehingga masih terasa nyaman. Pelayan hilir mudik
cepat memenuhi semua kebutuhan pelanggan. Berusaha menghadirkan suasana
tradisional dengan menggunakan elemen kayu yang diikat menggunakan tali dari sabut
kelapa.
Makanan datang dengan cepat, Martabak ayam yang
menurut saya lumpia karena menggunakan kulit lumpia diisi penuh dengan cacahan
daging ayam yang gurih berbumbu, terasa
sedikit lada dan aroma bawang putih. Begitu dikunyah semua rasa tekstur dan
rasa menyatu dalam mulut sambal cocolannya yang pedas, asam dan sedikit manis
juga memperkaya rasa. Jangan celupkan kedalam sambal cair ini tapi Siramkan
saja kedalam lumpia dan semuanya akan menyatu bahagia.
Paket Ayam nasi liwet ini disajikan dengan es teh
manis seharga Rp 25.000,-, ayam goreng dengan cacahan cabe, serai dan bumbu
lain yang ditumis terlebih dahulu sehingga aroma dan rasa semakin keluar dan
berpadu. Ayamnya sedikit digeprek dan sudah diungkep berbumbu kemudian
digoreng. Saya memilih bagian dada agar tekstur dagingnya lebih berserat
sekalian mengetes apakah bumbunya merasuk hingga kedalam serat daging. Ditambah
dengan kering tempe yang krispi dan manis serta acar timun asam manis sebagai
pelengkap. Tidak lumpa nasi liwet yang ditaburi teri medan goreng. Saya selalu
suka nasi liwetnya sejak dulu, harum dedaunan dan rempah merasuk kedalam nasi
pulen yang gurih ditambah dengan taburan teri tentu jadi semakin sedap. Jangan
lupa tambahkan elemen manis dengan mencampurkan dengan kering tempe yang legit.
Ayam goreng dengan bumbu yang terasa hingga kedalam
serat ditambah dengan cabe tumis semakin membuat selera makan berlipat ganda.
Rasa pedas dan gurih membuat kita tidak berhenti memasukkan makanan terus
menerus. Jika sudah keringat muncul mrebes
keluar adem kan dulu dengan acar ketimun untuk suasana makan lebih nyaman
walaupun ada es teh manis yang menemani.
Sebagai sentuhan penutup, puding tahu dan mango sticky
rice seharga Rp 15.000,- bisa jadi pendinginan setelah bertarung rasa. Puding
tahunya biasa saja dengan tambahan 3 longan sebagai pemanis dan bisa dimakan
sedangkan Mango Sticky Ricenya menggunakan ketan putih yang sudah ditanak,
lengket dan sudah gurih ditambah dengan siraman fla santan ditaburi wijen dan tentu
saja dengan tambahan mangga matang yang harum. Saya mengapresiasi makanan yang
sedang banyak di jual di Pontianak ini. Jika dinegara asalnya santan dianak
lebih pulen dan ditabur dengan kacang tanah yang diremukkan atau dengan taburan
manisan wortel. Adapula yang memberikan warna warni di ketannya. Saya pikir
kesulitan di Indonesia adalah ketersediaan mangga yang tidak selalu ada.
Menikmati makan disini bisa dijadikan pilihan bagi
pevinta pedas dan ingin berkeringat kepedasan. Pilihan makanan yang beragam
bisa menjadi keuntungan tapi bisa juga menjadi kekurangan. Menu yang banyak
membuat dapur harus selalu menyediakan makanan tersebut dan tentu pelanggan
juga ikut bingung harus memilih. Lambang jempol sebagai rekomendasi di buku
menu tidak cukup membantu jika pelayan tidak mampu menjelaskan kepada
pelanggan. Nilai 8 dari 10 saya sematkan di lokasi makan ini. Selamat berburu
makanan enak dan salam yumcez!
1 komentar
Martabak ayam? Aku baru denger mas
Unik ya, olahan ayam makin variatif
EmoticonEmoticon