Sabtu, 23 Juli 2016

Terpaku Menikmati Kuliner di Ayam Cabe Rawit

Saya pernah menuliskan tentang Kuruyu di Jalan Johar dalam blog tukangjalanjajan. Namun sayang mereka tidak mampu bertahan dan harus tutup karena pesatnya persaingan tempat makan yang tumbuk pesat bak cendawan dimusim hujan, padahal menurut saya, skewer dan nasi liwetnya punya karakter rasa yang cukup apik. Boleh jadi orang Pontianak punya pendapat lain dengan lidah saya. Dulu saya sempat suka dengan tumisan bengkuang yang dibungkus kulit pangsit kemudian digoreng kering dengan cocolan sambal yang asam manis. Sungguh makanan pembuka yang mampu membuka pintu rasa dilidah.

Kali ini mereka bertransformasi dengan membuka kembali kedai makan bernama Ayam Cabe Rawit. Lokasinya pun terletak sangat jauh dari lokasi semula. Berada di jalan Suwignyo No 15D. Menunya ada menu lama di tambah beberapa menu baru. Saya sendiri tertarik dengan menu Mango sticky rice yang coba mereka sajikan. Ah, saya terlalu kangen makanan Thailand ini sehingga memutuskan untuk menikmati makanan ini. Cukup aneh saat saya datang hanya untuk menikmati makanan penutup.Dengan lokasi parkir yang cukup luas serta tergandeng dengan bakery shop bernama love bakery.

Dibuka dengan 1 porsi lumpia ayam dan di menu tertulis martabak ayam, dengan makanan utama berupa paket Nasi Liwet dengan ayam goreng dengan lumuran cabe dan mango sticky rice sesuai keninginan dari awal serta tambahan puding tahu. Ruko berlantai 2 ini disulap jadi tempat makan yang lebih nyaman untuk pengunjung, lebih lega dan tidak sikut-sikutan karena sempit. Saya memilih lantai dua yang lebih nyaman. Walaupun tidak ber AC namun kipas angin terpasang dibeberapa sudut sehingga masih terasa nyaman. Pelayan hilir mudik cepat memenuhi semua kebutuhan pelanggan. Berusaha menghadirkan suasana tradisional dengan menggunakan elemen kayu yang diikat menggunakan tali dari sabut kelapa.

Makanan datang dengan cepat, Martabak ayam yang menurut saya lumpia karena menggunakan kulit lumpia diisi penuh dengan cacahan daging ayam  yang gurih berbumbu, terasa sedikit lada dan aroma bawang putih. Begitu dikunyah semua rasa tekstur dan rasa menyatu dalam mulut sambal cocolannya yang pedas, asam dan sedikit manis juga memperkaya rasa. Jangan celupkan kedalam sambal cair ini tapi Siramkan saja kedalam lumpia dan semuanya akan menyatu bahagia.

Paket Ayam nasi liwet ini disajikan dengan es teh manis seharga Rp 25.000,-, ayam goreng dengan cacahan cabe, serai dan bumbu lain yang ditumis terlebih dahulu sehingga aroma dan rasa semakin keluar dan berpadu. Ayamnya sedikit digeprek dan sudah diungkep berbumbu kemudian digoreng. Saya memilih bagian dada agar tekstur dagingnya lebih berserat sekalian mengetes apakah bumbunya merasuk hingga kedalam serat daging. Ditambah dengan kering tempe yang krispi dan manis serta acar timun asam manis sebagai pelengkap. Tidak lumpa nasi liwet yang ditaburi teri medan goreng. Saya selalu suka nasi liwetnya sejak dulu, harum dedaunan dan rempah merasuk kedalam nasi pulen yang gurih ditambah dengan taburan teri tentu jadi semakin sedap. Jangan lupa tambahkan elemen manis dengan mencampurkan dengan kering tempe yang legit.

Ayam goreng dengan bumbu yang terasa hingga kedalam serat ditambah dengan cabe tumis semakin membuat selera makan berlipat ganda. Rasa pedas dan gurih membuat kita tidak berhenti memasukkan makanan terus menerus. Jika sudah keringat muncul mrebes keluar adem kan dulu dengan acar ketimun untuk suasana makan lebih nyaman walaupun ada es teh manis yang menemani.

Sebagai sentuhan penutup, puding tahu dan mango sticky rice seharga Rp 15.000,- bisa jadi pendinginan setelah bertarung rasa. Puding tahunya biasa saja dengan tambahan 3 longan sebagai pemanis dan bisa dimakan sedangkan Mango Sticky Ricenya menggunakan ketan putih yang sudah ditanak, lengket dan sudah gurih ditambah dengan siraman fla santan ditaburi wijen dan tentu saja dengan tambahan mangga matang yang harum. Saya mengapresiasi makanan yang sedang banyak di jual di Pontianak ini. Jika dinegara asalnya santan dianak lebih pulen dan ditabur dengan kacang tanah yang diremukkan atau dengan taburan manisan wortel. Adapula yang memberikan warna warni di ketannya. Saya pikir kesulitan di Indonesia adalah ketersediaan mangga yang tidak selalu ada.


Menikmati makan disini bisa dijadikan pilihan bagi pevinta pedas dan ingin berkeringat kepedasan. Pilihan makanan yang beragam bisa menjadi keuntungan tapi bisa juga menjadi kekurangan. Menu yang banyak membuat dapur harus selalu menyediakan makanan tersebut dan tentu pelanggan juga ikut bingung harus memilih. Lambang jempol sebagai rekomendasi di buku menu tidak cukup membantu jika pelayan tidak mampu menjelaskan kepada pelanggan. Nilai 8 dari 10 saya sematkan di lokasi makan ini. Selamat berburu makanan enak dan salam yumcez!
Read More